Posted by : Munawir Atjeh
Wednesday, August 17, 2016
BAB I
PENDAHULUAN
Menentukan makanan yang tepat untuk anak , perlu diketahui
mengenai keadaan seorang anak. Seorang anak usia TK sedang mengalami masa
tumbuh kembang yang amat pesat. Pada masa ini, proses perubahan fisik, emosi,
dan sosial anak berlangsung dengan cepat. Proses ini dipengaruhi oleh berbagai
faktor dari diri anak sendiri maupun lingkungannya. Tumbuh kembang anak usia TK
ini dapat dipantau melalui pengukuran fisiknya dan melalui pengamatan sikap
atau perilaku anak.
Secara nasional telah ditetapkan standar
ukuran fisik maupun perkembangan emosi dan perilaku seorang anak usia TK yang
diperoleh melalui kuesioner atau instrumen lain untuk digambarkan pada suatu
kartu seperti Kartu Menuju Sehat (KMS) sehingga dapat diperoleh gambaran kondisi
anak tersebut.
Taman kanak-kanak merupakan awal dari
pengenalan, anak dengan suatu lingkungan sosial yang ada di masyarakat umum, di
luar keluarga. TK merupakan institusi yang di samping memberikan kesempatan
bermain sambil belajar kepada anak, juga mendidik anak untuk mandiri,
bersosialisasi dan memperoleh berbagai keterampilan anak.
Salah satu aspek yang di bina pada anak TK
adalah penjagaan kesehatan melalui makan makanan yang sehat. Di TK, anak juga
diajarkan tata cara makan yang benar di samping perilaku memilih makanan yang
berguna bagi dirinya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Gizi
dan Definisi
Gizi adalah elemen yang terdapat dalam
makanan dan dapat dimanfaatkan secara langsung oleh tubuh seperti halnya
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Gizi yang seimbang
dibutuhkan oleh tubuh, terlebih pada balita yang masih dalam masa pertumbuhan.
Dimasa tumbuh kembang balita yang berlangsung secara cepat dibutuhkan makanan
dengan kualitas dan kuantitas yang tepat dan seimbang.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi gizi:
1.
HARRY OXORN &
WILLIAM R. FORTE :
Gizi meliputi pengertian
yang luas, tidak hanya mengenai jenis-jenis pangan dan gunanya bagi badan
melainkan juga mengenai cara-cara memperoleh serta mengolah dan mempertimbangkan
agar kita tetap sehat.
2.
TUTI SUNARDI :
Gizi adalah sesuatu yang
mempengaruhi proses perubahan semua jenis makanan yang masuk ke dalam tubuh,
yang dapat mempertahankan kehidupan.
3.
NIRMALA DEVI :
Gizi merupakan substansi
yang diperoleh dari makanan dan digunakan untuk pertumbuhan, pemeliharaan, dan
perbaikan jaringan tubuh.
4.
CHAIRINNIZA K.
GRAHA :
Gizi adalah unsur yang
terkandung dalam makanan, dimana unsur-unsur itu dapat memberikan manfaat bagi
tubuh yang mengkonsumsinya sehingga menjadi sehat.
5.
IDA PURNOMOWATI,
DIANA H, CAHYO S :
Gizi adalah zat yang
dibutuhkan oleh tubuh kita untuk pertumbuhan, mempertahankan dan memperbaiki
jaringan tubuh, mengatur proses dalam tubuh, dan menyediakan energi bagi fungsi
tubuh, atau bisa juga diartikan sebagai komponen pembangun tubuh manusia.
6.
ASEP KURNIA
NENGGALA :
Gizi merupakan zat hara
dalam makanan yang bernilai dan diperlukan makhluk hidup untuk pertumbuhan,
pemeliharaan, dan kegiatan hidupnya.
7.
LIONI ELLIS H :
Gizi merupakan komponen
penting yang diperlukan tubuh untuk tumbuh dan berkembang.
8.
JOYCE JAMES, COLIN
BAKER, HELEN SWAIN :
Gizi adalah komponen
kimia dalam makanan yang digunakan oleh tubuh sebagai sumber energi dan
membantu pertumbuhan, perbaikan, dan perawatan sel-sel tubuh.
9.
DR. I.K.G. SUANDI,
SpA :
Gizi merupakan bagian
dari proses kehidupan dan proses tumbuh kembang anak, sehingga pemenihan
kebutuhan gizi secara akurat turut menentukan kualitas tumbuh kembang, sebagai
sumber daya manusia dimasa yang akan datang.
B.
Tumbuh Kembang
Anak
Setiap manusia yang hidup mengalami proses
tumbuh kembang. Istilah tumbuh kembang pada manusia menunjukkan proses sel
telur (ovum) yang telah dibuahi sampai mencapai status dewasa. Tumbuh berkaitan
dengan perubahan ukuran atau perubahan angka/nilai yang menunjukkan ukuran-ukuran
tadi. Istilah kembang berhubungan dengan aspek diferensiasi bentuk atau fungsi,
termasuk perubahan emosi dan sosial. Pada masa tumbuh kembang seorang anak,
faktor genetik yang dianggap sebagai penentu potensi bawaan saling
pengaruh-mempengaruhi dengan faktor lingkungan yaitu antara lain infeksi, gizi,
sosial, emosional, kultural, politik
(Samsudin, 1985).
Untuk
dapat mencapai potensi genetik secara optimal, diperlukan lingkungan
fisikobio-psikososial (berkaitan dengan fisik, biologi, psikologis, dan sosial)
yang adekuat. Sudiyanto (Samsudin, 1985) mengelompokkan lingkungan
fisikobio-psikososial atas 4 macam lingkungan yaitu: 1) Keluarga, 2) Kesehatan
ibu dan anak atau lingkungan perlindungan kesehatan anak, 3) pemukiman, dan 4)
stimulasi/pendidikan. Keempat macam lingkungan itu saling berkaitan dan akan
memenuhi kebutuhan anak untuk proses tumbuh kembangnya. Pemenuhan kebutuhan
anak ini menentukan kemungkinan tumbuh kembang anak secara cukup, kurang atau
menghambat.
Faktor
fisikobia-psikososial dalam 1) Lingkungan keluarga adalah aspek-aspek persiapan
fisik, mental, dan sosial. Aspek-aspek ini berkaitan dengan kehidupan keluarga,
pendidikan, pekerjaan, penghasilan, kemampuan, dan waktu untuk membina, gizi,
perumahan, dan lingkungan pemukiman. 2) Lingkungan perlindungan kesehatan anak
mencakup aspek-aspek antara lain promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif. 3) Lingkungan pemukiman baik perkotaan maupun pedesaan meliputi
aspek-aspek geografis, iklim, komunakasi, jumlah penduduk, kegiatan ekonomi,
pelayanan sosial – sanitasi – pendidikan, produksi pengolahan, penyimpanan,
distribusi bahan makanan, budaya, nilai sosial, agama, keamanan, stabilitas
serta kebijaksanaan pemerintah. 4) Lingkungan stimulasi/pendidikan adalah
pemberian stimulasi/rangsangan untuk perkembangan sosial, perkembangan
intelektual yang dapat terjadi di sekolah dan di masyarakat.
Anak
taman kanak-kanak (TK) mempunyai ciri khas yaitu sedang dalam proses tumbuh
kembang. Ia banyak melakukan kegiatan jasmani, dan mulai aktif berinteraksi
dengan lingkungan sosial maupun alam sekitarnya. Mereka ini merupakan kelompok
anak pra-sekolah beremur 3-6 tahun yang peka terhadap pendidikan dan penanaman
kebiasaan hidup yang sehat.
a.
Tanda-Tanda Tumbuh Kembang
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses
yang terjadi pada setiap makhluk. Manusia, terutama pada masa kanak-kanak,
mengalami proses tumbuh kembang ini secara cepat. Pertumbuhan dan perkembangan
setiap anak berlangsung menurut prinsip-prinsip yang umum, namun demikian
setiap anak memiliki ciri khas yang tersendiri. Pertumbuhan yang terjadi pada
seseorang tidak hanya meliputi yang terlihat seperti perubahan fisik, tetapi
juga perubahan dan perkembangan dalam segi lain seperti berpikir, berperasaan,
bertingkah laku dan lainnya
Perkembangan
yang dialami anak merupakan rangkaian perubahan yang teratur dari atau tahap
perkembangan ke tahap perkembangan berikutnya yang berlaku secara umum,
misalnya kemampuan merangkak, melompat, berlari, dan lainnya.
Pada
proses tumbuh kembang fisik, terjadi perubahan-perubahan dalam ukuran dan
pematangan fungsi yang dimulai dari tahap molekuler yang sederhana pada saat
awal kandungan, sampai tingkat ana1' remaja dengan proses metabolik yang rumit.
Proses tumbuh kembang tersebut mengikuti suatu pola tertentu yang unik untuk
setiap anak, baik dalam tumbuh kembang keseluruhan tubuhnya maupun dalam tumbuh
kembang bagian-bagian tubuh, organ-organ, dan jaringan. Proses tersebut
merupakan proses interaksi yang terus menerus serta rumit di antara faktor
genetik dan faktor-faktor lingkungan tadi. Seberapa jauh faktor-faktor tersebut
saling berpengaruh, tidak mudah untuk dikemukakan. Namun salah satu faktor
lingkungan fisik yang penting adalah zat gizi yang harus dicukupi oleh makanan
anak. Oleh karena itu, nilai keadaan gizi anak sebagai refleksi kecukupan gizi,
merupakan salah satu parameter yang penting untuk nilai keadaan tumbuh kembang
fisik anak dan nilai keadaan kesehatan anak tersebut. (Samsudin, 1985). Dari
sudut ilmu gizi, menurut Achmad Djaeni Sediaoetama (Ilmu Gizi, 1985), dibedakan
pertumbuhan adalah bertambahnya materi tubuh, sedangkan perkembangan adalah
kemajuan fungsi atau kapasitas fisiologis badan atau organ badan.
1)
Berat
Badan
Ukuran Ini merupakan yang terpenting, dipakai
pada setiap kesempatan memeriksa kesehatan anak pada setiap kelompok iiiiuir
Herat badan merupakan hasil peningkatan seluruh jaringan tulang, otot, lemak,
cairan tubuh, dan lainnya. Ukuran ini merupakan indikator tunggal yang terbaik
pada waktu ini untuk keadaan gizi dan keadaan tumbuh kembang (Samsudin, 1985).
2)
Tinggi
badan
Ukuran ini merupakan ukuran antropometri
kedua yang penting. Perlu diketahui bahwa nilai tinggi badan meningkat terus,
walaupun laju-tumbuh berubah dari pesat pada masa bayi muda kemudian melambat
dan menjadi pesat lagi pada masa remaja. Tinggi badan hanya menyusut pada usia
lanjut. Oleh karena itu, nilai tinggi badan dipakai untuk dasar perbandingan
terhadap perubahan-perubahan relatif^ seperti nilai berat dan lingkaran lengan
atas (Samsudin, 1985).
3)
Lingkaran
kepala
Ukuran ini dipakai untuk mengevaluasi
pertumbuhan otak dan karena laju-tumbuh pesatnya pada saat berusia 3 tahun
hanya 1 cm dan hanya meningkat 5 cm sampai usia remaja/dewasa, maka dapat
dikatakan bahwa manfaat pengukuran lingkaran kepala ini hanya terbatas sampai
usia 3 tahun.skecuali untuk kasus tertentu.
4)
Lingkaran
lengan atas
Ukuran ini mencerminkan tumbuh kembang
jaringan lengan otot yang tidak terpengaruh banyak oleh keadaan cairan tubuh
bila dibandingkan dengan berat badan. Ukuran ini dapat dipakai untuk menilai
keadaan tumbuh kembang pada kelompok usia pra-sekolah.
5)
Lipatan
kulit
Ukuran tebalnya lipatan kulit pada daerah
triceps dan subskapuler merupakan refleksi tumbuh kembang jaringan lemak bawah
kulit yang mencerminkan kecukupan energi. Dalam keadaan defisiensi, lipatan
kulit menipis dan sebaliknya menebal jika masukan energi berlebihan. Tebal
lipatan kulit dimanfaatkan untuk menilai terdapatnya keadaan gizi lebih,
khususnya pada kasus obesitas. Pemeriksaan fisik ini dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
a)
Keseluruhan
fisik: dilihat bentuk tubuh, perbandingan bagian kepala, tubuh, anggota.
b)
Jaringan
otot: diperiksa pada bagian lengan atas, pantat, dan paha dengan cara cubitan
tebal.
c)
Jaringan
lemah: diperiksa pada kulit di bawah triceps dan subskapuler dengan cara
cubitan tipis.
d)
Rambut:
diperiksa tumbuh, warna, diameter (tebal atau tipis), sifat (lurus atau
keriting), dan akar rambut mudah dicabut atau tidak.
Penilaian
Keadaan Tumbuh Kembang
Keadaan
tumbuh kembang dapat dinilai dalam empat macam aspek yaitu: 1) corak-pola
tumbuh kembang, 2) laju proses tumbuh kembang, 3) hasil (keadaan) tumbuh
kembang pada suatu waktu, dan 4) keadaan gizi.
1)
Penilaian
pola tumbuh kembang dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan fisik, yaitu corak
normal atau corak yang tidak normal, misalnya kelainan kepala.
2)
Penilaian
proses tumbuh kembang dilakukan dengan pemeriksaan antropometri secara berkala.
Anak yang normal akan mengikuti kurva tumbuh kembang secara mantap dalam
persentil yang kira-kira sama, terutama tinggi badan. Suatu penyimpangan dari
afah kurva normal adalah suatu indikator terhadap adanya kelainan atau sakit
atau kebutuhan gizi yang tidak terpenuhi. Penyimpangan menjurus ke bawah
merupakan lintas-sentil ke bawah untuk berat merupakan indikator yang disebut
tumbuh terlambat, terhambat, dan terhenti.
3)
Penilaian
posisi anak yaitu normal atau tidak. Untuk tinggi dan berat badan diperoleh
dari hasil tumbuh kembang pada suatu waktu.
4)
Keadaan
gizi merupakan bagian dari tumbuh kembang Secara umum (praktis lapangan)
dipakai cara penilaian yang disepakati bersama untuk keseragaman baik dalam
caranya atau J metode maupun baku patokan yang menjadi bahan pembandingnya.
b.
Aspek
Tumbuh Kembang Anak
Pencapaian
suatu kemampuan pada setiap anak dapat berbeda- beda, namun demikian ada
patokan umur tentang kemampuan apa saja yang perlu dicapai seorang anak pada
umur tertentu. Adanya patokan ini dimaksudkan agar anak yang belum dilatih
berbagai kemampuan untuk dapat mencapai perkembangan yang optimal. Ada empat
aspek tumbuh kembang yang perlu dibina dalam menghadapi masa depan anak, yaitu:
1) perkembangan kemampuan gerak dasar, 2) perkembangan gerak halus, 3)
perkembangan kemampuan bicara, dan 4) perkembangan kemampuan bergaul dan
mandiri.
1)
Perkembangan
kemampuan gerak kasar
Adalah gerakan yang mungkin dilakukan ol^h seluruh tubuh, yang
melibatkan sebagian besar bagian tubuh dan biasanya memerlukan tenaga karena
dilakukan oleh otot-otot yang lebih besar.
2)
Perkembangan
kemampuan gerak halus
Adalah hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan
oleh otot-otot kecil, tidak memerlukan tenaga.
3)
Perkembangan
kemampuan bicara, bahasa, dan kecerdasan
Adalah komunikasi aktif (menyanyi, berbicara) dan komunikasi pasif
(mengerti dan melakukan yang diperintahkan) perlu dikembangkan secara bertahap
melalui berbagai indra anak.
4)
Perkembangan
kemampuan bergaul dan mandiri
Jika
pada awal kehidupannya seorang anak bergantung pada orang lain dalam hal
pemenuhan kebutuhannya, maka dengan makin mampunyai anak melakukan gerakan motorik,
anak terdorong untuk melakukan sendiri berbagai hal dan bergaul dengan orang
lain. Dengan bertambahnya usia kemampuan ini makin ditingkatkan dan anak diajar
tentang aturan-aturan disiplin, sopan santun, dan sebagainya. (Depkes, 1993).
Anak pada usia pra-sekolah mempunyai ciri
khusus, yaitu mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan yang cepat.
Pertumbuhan jasmani yang terjadi pada seorang anak biasanya diikuti dengan
perubahan atau perkembangan dalam segi lain seperti berpikir, berbicara, berperasaan,
bertingkah laku, dan lainnya. Perkem¬bangan yang dialami anak merupakan
rangkaian perubahan yang teratur dari - satu tahap perkembangan ke tahap
perkembangan berikutnya, misalnya dari duduk, berdiri, berjalan, kemudian
berlari. Masa lima tahun pertama merupakan masa terbentuknya dasar-dasar
kepribadian manusia, kemampuan pengindraan, berpikir, keterampilan berbahasa
dan berbicara, bertingkah laku sosial dan lainnya (Depkes RI 1993).
Pemeliharaan tumbuh kembang ini dapat dilakukan melalui pembinaan dan pemantauan
proses tumbuh kembang.
c.
Proses
Tumbuh Kembang Anak
Proses
tumbuh kembang anak terdiri atas dua proses yang tidak dapat dipisahkan karena
saling mempengaruhi, yaitu proses pertumbuhan yang ditandai oleh semakin
besarnya ukuran tubuh (berat, tinggi badan, lingkaran lengan atas, dan
lainnya); dan proses perkembangan yang ditandai oleh semakin bertambahnya
kemampuan anak (koordinasi gerakan, bicara, kecerdasan, pengendalian perasaan,
interaksi dengan orang lain, dan sebagainya). Kedua proses ini perlu diikuti
secara teratur yaitu dipantau, sehingga bila ada kelambatan dalam proses tumbuh
kembang dapat segera diketahui dan dilakukan tindakan.
Suatu
cara awal adalah dengan melakukan deteksi dini tumbuh kembang balita.
Pengertian deteksi dini tumbuh kembang balita adalah upaya penyaringan yang
dilakukan secara komprehensif untuk menemukan penyimpangan tumbuh kembang dan
mengetahui serta mengenal faktor risiko pada balita. Kegunaan dari deteksi dini
adalah untuk mengetahui penyimpangan tumbuh kembang balita secara dini sehingga
dapat dilakukan beberapa upaya untuk kebaikan anak. Upaya-upaya tersebut adalah
upaya pencegahan, upaya stimulasi, dan upaya penyembuhan serta pemulihan dapat
diberikan dengan indikasi yang jelas sedini mungkin pada masa-masa kritis
proses tumbuh kembang. Pelaksanaan deteksi dini ini dapat dilakukan oleh tenaga
profesional, kader, dan orang tua serta tenaga di sekolah dan lingkungan rumah
tangga.
Ada
beberapa alat untuk melakukan deteksi dini yaitu tes skrining yang telah
distandardisasi untuk menjaring anak yang mempunyai kelainan dari mereka yang
normal: 1) berat badan menurut tinggi, 2) pengukuran lingkar kepala anak, 3)
kuesioner pra-skrining perkembangan, 4) kuesioner perilaku anak pra-sekolah. 5)
tes daya lihat dan tes kesehatan mata bagi anak pra-sekolah, 6) tes daya dengar
anak.
Pedoman
cara melakukan deteksi dini telah dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan RI,
yang dapat dibaca pada halaman-halaman berikut ini. Telah disusun format-format
dan pedoman-pedoman yang menyertai untuk pengisian instrumen tes seperti kartu
data tumbuh kembang anak dan lainnya. Berdasarkan data yang direkam pada kartu
tersebut, dibuat kesimpulan tentang keadaan tumbuh kembang anak.
Langkah-langkah tindak lanjut kemudian dilakukan sesuai dengan keadaan. Dari
keenam jenis tes skrining di atas, pada bagian ini hanya dijelaskan mengenai
berat badan menurut tinggi badan dan pengukuran iingkar kepala anak yaitu
pertumbuhan fisik anak.
Ada
tiga hal yang dapat dilakukan pihak sekolah dalam hal proses tumbuh kembang
anak, yaitu: 1) pemantauan pertumbuhan anak, 2) pemantauan perkembangan anak,
dan 3) pembinaan perkembangan anak. Melalui ketiga hal ini, maka dapat
diketahui proses tumbuh kembang seorang anak.
1) Pemantauan
Pertumbuhan Anak
Terdapat
berbagai cara untuk mengikuti pertumbuhan anak secara teratur. Salah satu yang
dapat dilakukan secara mudah di sekolah oleh guru adalah dengan memantau berat
badan anak menurut tinggi badannya (lihat Tabel 3). Hasil pengukuran dicocokkan
dengan tabel berat badan menurut tinggi badan sehingga status gizi anak dapat
diketahui.
Pengukuran Berat Badan Menurut Tinggi Badan
Anak
Pengukuran
ini adalah salah satu cara untuk mengetahui status gizi anak. Dengan melakukan
pengukuran ini secara teratur, dapat diketahui keadaan gizi anak sehingga dapat
dipakai sebagai salah satu alat pemantau pertumbuhan fisik anak.
Cara melakukannya adalah sebagai berikut:
a)
Ukurlah
berat badan memakai alat penimbang yang ada, dan tinggi badan anak dengan
meteran yang benar dan tanpa alas kaki.
b)
Isilah kartu
data tumbuh kembang anak (lihat Tabel 3 halaman berikut ini) dengan cara
mengisi ukuran tinggi badan sesuai hasil pengukuran pada kolom satu tabel data
berat badan menurut tinggi badan anak.
c)
Berpatokan
pada angka tersebut, tarik garis lurus ke kanan hingga kolom 5, kemudian
cantumkan berat badan anak.
d)
Tentukan
status gizi anak dengan cara membandingkan berat badan anak dengan ukuran berat
badan yang tertera pada Tabel 3.
Tabel 3 Berat Badan Menurut Tinggi Badan
Tinggi
(cm)
|
Berat
(Kg)
|
Berat
Badan (Kg)
|
Status
Gizi N: Normal K: Kurang B: Buruk
|
||
Normal
|
Kurang
|
Buruk
|
|||
Standar100%
|
90%
|
80%
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
|
3,8
4,0
4,3
4,6
4,8
5,0
5,2
5,5
5,7
6,0
6,3
6,6
69
72
75
78
81
84
87
90
92
95
97
99
102
104
106
108
110
112
114
116
118
120
122
124
126
128
131
134
136
138
140
143
145
147
150
153
156
158
161
164
167
170
173
176
180
|
34
36
39
41
43
45
47
49
51
54
57
59
62
65
68
70
73
76
78
81
83
85
87
90
92
94
95
97
99
101
102
104
106
107
110
111
113
115
118
119
122
124
126
128
131
133
135
137
140
142
145
147
150
153
156
159
162
|
30
32
34
37
38
40
42
44
46
48
50
53
55
58
60
64
65
67
70
72
74
76
78
79
82
83
85
86
88
90
91
93
94
96
98
99
101
102
105
107
109
110
112
114
116
118
120
122
125
126
129
131
134
136
139
141
144
|
Sumber: Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan R
Adapun status gizi anak terlihat:
- Lebih
90% - 110% berat badan Standar : Normal (N)
- Lebih
80% - 90% berat badan Standar : Kurang (K)
Kurang 80% atau kurang dari berat badan
Standar : Buruk (B)
Melalui
kegiatan dinas kesehatan wilayah atau tempat pemerjl^aan kesehatan seorang
anak, dapat diketahui status gizi anak tadi. Manfaatkan hasil penimbangan anak
yang tercantum dalam kartu menuju sehat (KMS) dengan ketentuan yang disepakati
ber¬laku di Indonesia. Melalui kartu ini dapat dilihat status gizi anak yaitu
status gizi normal (N), status gizi kurang (K), dan status gizi buruk (B).
2) Pemantauan
Perkembangan Anak
Perkembangan seorang anak menurut
kemampuannya dapat dikelompokkan dalam 4 aspek, yaitu: (a) kemampuan gerak
dasar, (b) kemampuan gerak halus, (c) kemampuan berbicara, bahasa, dan
kecerdasan, dan (d) kemampuan bergaul dan mandiri.
(a)
Kemampuan
gerak dasar
Yaifu kemampuan melakukan gerakan yang tampak
jelas, misalnya berjalan, berlari, melompat.
(b)
Kemampuan
gerak halus
Yaitu kemampuan melakukan gerakan halus yang
memerlukan kecermatan- dan* koordinasi gerakan otot kecil, misalnya
mengancingkan baju, mengedipkan mata.
(c)
Kemampuan
berbicara, bahasa, dan kecerdasan
Yaitu kemampuan mengungkapkan perasaan, keinginan dan
pendapat melalui kata-kata, mengerti dan memahami perkataan orang lain, serta
kemampuan berpikir.
(d)
Kemampuan
bergaul dan mandiri
Yaitu kemampuan berteman, mengenal sopan
santun, mengikuti peraturan, dan memenuhi kebutuhan sendiri.
Untuk
melakukan pemantauan perkembangan anak ini, anak usia 3 - .6 tahun
dikelompokkan atas 3 kelompok umur, yaitu kelompok 3-4 tahun, 4-5 tahun, dan
5-6 tahun. Perkembangan setiap kelompok umur dapat dipantau melalui beberapa
indikator atau tolok ukur.
Cara melakukan pemantauan perkembangan
adalah:
1)
Anak
diperiksa kemampuannya terhadap tolok ukur perkembangan menurut kelompok
umurnya. Jika anak mampu melakukan indikator tersebut, maka anak mempunyai
tingkat perkembangan yang normal. Jika anak belum mampu melakukan kemampuan
yang sesuai dengan kelompok usianya, maka anak perlu dirangsang (distimulasi)
perkembangannya. Sedangkan bagi anak yang sudah melampaui kemampuan untuk
kelompok umurnya, dapat dirangsang untuk tingkat perkembangan yang berikutnya.
2)
Hasil
pemantauan perkembangan anak dicatat dalam catatan kesehatan anak, bersama-sama
dengan hasil pemantauan kesehatan lainnya. Untuk mencapai tingkat perkembangan
yang diharapkan, anak dapat dirangsang perkembangannya melalui kegiatan
pembinaan perkembangan anak.
d. Pembinaan Perkembangan Anak
Pembinaan
perkembangan anak bertujuan membantu anak agar dapat mencapai tingkat
perkembangan yang sesuai dengan seharusnya. Kegiatan ini tidak dapat dipisahkan
dengan kegiatan pemantauan perkembangan seperti halnya pemberian makanan yang
cukup dan bergizi sesuai kebutuhan tidak dapat dipisahkan dari kegiatan
pemantauan pertumbuhan (fisik).
Kegiatan
pembinaan perkembangan ini juga dilakukan terhadap 4 aspek perkembangan anak
(kemampuan gerak kasar, gerak halus, berbicara - bahasa - kecerdasan, bergaul -
dan mandiri). Prinsip- prinsip pembinaan yang tercantum dalam Pedoman Deteksi
Dini Tumbuh Kembang Balita (Depkes, 1993) adalah:
Pembinaan kesehatan anak pra-sekolah
dilakukan secara promotif dan preventif dengan pendekatan yang menumbuhkan
kemandirian anak. Secara promotif adalah
pembinaan kesehatan anak yang lebih ditekankan pada upaya penanaman kehidupan
sehat. Sedangkan preventif adalah upaya
pencegahan penyakit. Juga dilakukan upaya pengobatan ringan sebagai pertolongan
pertama dalam upaya mendapatkan pengobatan yang lebih lanjut.
Seorang guru TK mempunyai banyak
kesempatan untuk menanamkan kebiasaan hidup sehat pada anak didiknya. Guru ikut
membina dan mengawasi kesehatan anak, menilai proses tumbuh kembang anak
didiknya dan mengidentifikasikan kelainan yang ada perlu diketahui bahwa tujuan
pembinaan kesehatan anak TK adalah pertama, menanamkan kebiasaan dan cara hidup
sehat kepada anak TK. Kedua, peningkatan pengawasan tumbuh kembang dan
pelayanan kesehatan sedini mungkin pada anak TK.
C.
Jenis-Jenis Zat
Gizi
1.
Karbohidrat
Karbohidrat sumber kalori
utama bagi manusia. Karbohidrat merupakan sumber energi bagi semua
individu.Berdasarkan susunan kimia dari karbohidrat, maka karbohidrat terbagi
tiga, yaitu Monosakarida, Disakarida, Polisakarida, dan Serat.
Fungsi karbohidrat bagi tubuh
a)
Menghasilkan
energi
b)
Cadangan tenaga
bagi tubuh
c)
Memberikan rasa
kenyang
2.
Protein
Protein bukanlah
merupakan zat tunggal akan tetapi terdiri dari unsur-unsur pembentuk protein
yang disebut asam amino. Protein sangat diperlukan tubuh. Fungsi utamanya
sebagai zat pembangun sangat diperlukan pada masa pertumbuhan. Pada masa bayi
hingga remaja, kebutuhan protein lebih besar persentasenya dibandingkan dengan
pada masa dewasa dan manula. Pada masa dewasa dan manula protein dibutuhkan
untuk mempertahankan jaringan-jaringan tubuh dan mengganti sel-sel yang telah
rusak.
Fungsi Protein Bagi Tubuh
a)
Untuk membangun
sel-sel jaringan tubuh manusia
b)
Untuk mengganti
sel-sel tubuh yang rusak atau aus
c)
Menjaga
keseimbangan asam basa pada cairan tubuh
d)
Sebagai penghasil
energi
Bahan makanan sumber protein
`Menurut sumbernya
protein terbagi dua, yaitu protein hewani dan protein nabati. Protein hewani
adalah protein yang berasal dari berbagai bahan makanan dari hewan, sedangkan
protein nabati adalah protein yang bersumber dari tumbuh-tumbuhan.
Bahan-bahan makanan yang banyak mengandung
protein hewan:
a)
Daging
b)
Telur
c)
Susu
d)
Ikan
Bahan-bahan makanan yang
banyak mengandung Protein nabati adalah beras sebagai sumber protein dan
acang-kacangan.
Kebutuhan protein :
Kebutuhan protein bagi
manusia dapat ditentukan dengan cara menghitung protein yang diganti dalam
tubuh. Kekurangan konsumsi protein pada anak-anak dapat menyebabkan
terganggunya pertumbuhan badan si anak.
Pada orang dewasa
kekurangan protein mempunyai gejala yang kurang spesifik, kecuali pada keadaan
yang telah sangat parah seperti busung lapar. Busung lapar yang banyak di
derita oleh kelompok rawan gizi terutama bayi dan balita sungguh
memprihatinkan. Pemerintah dengan beberapa program gizi telah berupaya untuk
mengatasi masalah gizi tersebut. Akibat dari kekurangan protein dapat
menyebabkan kwashiorkor.
Kwashiorkor merupakan
salah satu penyakit yang timbul akibat kekurangan protein, kwashiorkor banyak
diderita oleh bayi dan anak pada usia enam bulan sampai usia tiga tahun
(Balita).
Ciri Penderita Kwashiorkor:
a)
Pembengkakan pada
kaki dan tangan
b)
Wajah sembab, otot
kendur
c)
Rambut kemerahan
dan mudah putus
d)
Muka seperti bulan
Pada usia ini merupakan
masa yang sangat rawan, karena merupakan masa peralihan dari ASI (air susu ibu)
ke PASI (pengganti air susu ibu) atau ke makanan sapihan. Banyak para ibu
menganggap bahwa makanan pengganti ASI atau makanan sapihan adalah makanan yang
mengandung beras dan serealia saja. Mereka kurang memperhatikan komposisi zat
gizi yang harus terkandung dalam makanan sapihan.
3.
Lemak
Lemak merupakan sumber
energi selain karbohidrat dan protein. Dengan adanya kelebihan konsumsi lemak
yang tersimpan sebagai cadangan energi, maka jika seseorang berada dalam
kondisi kekurangan kalori, maka lemak merupakan cadangan pertama yang akan
digunakan untuk mendapatkan energi setelah protein.
Fungsi Lemak Bagi Tubuh :
a)
Penghasil energi
b)
Penghasil asam
lemak esensial.
c)
Sebagai pelarut
vitamin.
d)
Memberi rasa
kenyang
e)
Protein Sparer
Lemak dalam makanan :
Lemak dan minyak terdapat
pada hampir semua bahan pangan dengan kandungan yang berbeda-beda. Tetapi lemak
dan minyak sering kali ditambahkan dengan sengaja ke bahan makanan dengan
berbagai tujuan. Minyak dan lemak berperan sangat penting dalam gizi kita
terutama karena merupakan sumber energi, cita rasa, serta sumber vitamin A, D,
E, dan K. Berbagai bahan pangan seperti daging, ikan, telur, susu, apokat,
kacang tanah, dan beberapa jenis sayuran mengandung lemak atau minyak yang
biasanya termakan bersama bahan tersebut.
4.
Vitamin
Vitamin pada mulanya
dikenalkan oleh seorang ahli kimia
Polandia yang bernama Funk. Ia percaya bahwa zat penangkal penyakit beri-beri
yang larut dalam air itu suatu amina yang sangat vital, dan dari kata tersebut
lahirlah istilah vitamine dan yang kemudian menjadi vitamin. Saat ini vitamin
dikenal sebagai suatu kelompok senyawa organik yang tidak termasuk dalam
golongan protein, karbohidrat, maupun lemak. Senyawa ini terdapat dalam jumlah
yang kecil dalam bahan makanan tapi sangat penting peranannya bagi tubuh untuk
menjaga kelangsungan kehidupan serta pertumbuhan.
Vitamin merupakan suatu
molekul organik yang sangat diperlukan tubuh untuk proses metabolisme dan
pertumbuhan yang normal. Vitamin tidak dapat dihasilkan oleh tubuh manusia
dalam jumlah yang cukup, oleh karena itu harus diperoleh dari bahan pangan yang
dikonsumsi. Terkecuali pada vitamin D, yang dapat dibentuk dalam kulit jika
kulit mendapat sinar matahari.
Vitamin pada umumnya
dapat dikelompokan ke dalam dua golongan utama yaitu:
a)
Vitamin yang larut
dalam lemak yaitu vitamin A, D, E, dan K
b)
Vitamin yang larut
dalam air yaitu vitamin C dan vitamin B.
Fungsi vitamin A bagi tubuh.
a)
Sebagai bahan
untuk membuat rodopsin yang diperlukan dalam prosse penglihatan.
b)
Untuk pemeliharaan
jaringan pelapis.
c)
Untuk membantu
proses pertumbuhan tubuh.
Sumber Vitamin A :
a)
Bahan pangan
hewani
b)
Berbagai makanan
hewani seperti susu, keju, kuning telur, hati dan berbagai ikan yang tinggi
kandungan lemaknya merupakan sumber utama bagi retinol.
c)
Bahan pangan
nabati
Beberapa sayuran dan
buah-buahan yang berwarna kuning atau merah, terutama wortel kaya akan vitamin
A. Sedangkan sayuran hijau penting artinya sebagai sumber vitamin A bagi
masyarakat di daerah pedesaan karena murah dan mudah didapat secara lokal.
Vitamin D :
Tidak seperti halnya
vitamin-vitamin lain, vitamin D dapat disintesis dalam tubuh manusia dan hewan
dalam bentuk vitamin D2. laju sintesis vitamin D dalam kulit tergantung jumlah
sinar matahari yang diterima serta konsentrasi pigmen di kulit. Agar tubuh
tidak kekurangan vitamin D, maka dianjurkan untuk selalu memanfaatkan sinar
matahari untuk kesehatan, terutama di pagi hari Dikenal 4 macam vitamin D,
yaitu vitamin D2, D3, D6, dan D4. Vitamin D1 tidak ada. Vitamin D2 terdapat di
dalam tumbuhtumbuhan dan disebut kalsiferol, sedangkan vitamin D3 terdapat
didalam tubuh hewan tekenal dengan nama ergosterol yang apabila terkena sinr
matahari ( sinar ultra violet ) akan berubah menjadi vitamin D aktif. Vitamin D
tidak begitu penting artinya di negara beriklim tropis karena agak jrang
ditemukan penyakit akibat kekurangan vitamamin ini, kecuali dibeberapa tempat
tertentu.
Peranan vitamin D sangat
penting bagi metabolisme kalsium dan fosfor. Dengan adanya vitamin D, absorpsi
kalsium oleh alat pencernaan akan diperbaiki, Kalsium dan fosfor dari tulang
dimobilisasi. Pengeluaran kalsium dan fosfor dari tulang dimobilisasi,
pengeluaran dan keseimbangan mineral dalam darah ikut dikendalikan.
Vitamin D dari makanan
yang dikonsumsi diserap bersama-sama lemak dan masuk ke dalam saluran darah
melalui dinding usus kecil jejunum dan ileum dan diangkut ke dalam chylomicron
melalui sirkulasi limpa.
Kekurangan vitamin D akan
mengakibatkan gangguan penyerapan kalsium dan fosfor pada saluran pencernaan
dan gangguan mineralisasi struktur tulang dan gigi.
Fungsi Vitamin D Bagi Tubuh
a)
Mengatur
metabolisme garam dapur.
b)
Menggiatkan penyerapan
gram kapur dan garam fosfor.
c)
Mengatur
pembentukan garam fosfor dalam tubuh yang digunakan untuk pengerasan tulang.
Kekurangan vitamin D
mengakibatkan penyakit rakhitis. Pada penyakit ini tulang-tulang tetap lunak,
sehingga mudah berubah bebtuknya. Kelebihan vitamin D menyebabkan keracunan.
Kebutuhan akan vitamin D, terutama bagi penduduk negaranegara beriklim tropis
tidak bisa dipastikan karena tubuh secara tidak lnsung dapat membuat vitamin D
sendiri.
Vitamin tersebut kemudian
diaktifkan oleh sinar matahari dan diangkut ke berbagai alat tubuh untuk
dimanfaatkan atau disimpan di dalam hati. Karena itu konsumsi vitamin D tidak
begitu penting dalam pemenuhan kebutuhan vitamin D secara keseluruhan.
5.
Kalsium
Tubuh kita mengandung
kalsium yang lebih banyak dibandingkan dengan mineral lain. Diperkirakan 2%
berat badan orang dewasa atau sekitar 1,0-1,4 kg terdiri dari kalsium. Namun
pada bayi kalsium hanya sedikit (25-30 g). Setelah usia 20 tahun secara normal
akan terjadi penambahan sekitar 1.200 gram kalsium dalam tulang rawan dan gigi,
sisanya terdapat dalam cairan tubuh dan jaringan lunak.
Peranan kalsium dalam
tubuh pada umumnya dapat dibagi dua, yaitu membantu membentuk tulang gigi dan
mengatur proses biologis dalam tubuh. Keperluan kalsium terbesar pada waktu
pertumbuhan, tetapi juga keperluan-keperluan kalsium masih diteruskan meskipun
sudah mencapai usia dewasa. Pada pembentukan tulang, bila tulang baru dibentuk,
maka tulang yang tua dihancurkan secara simultan.
D.
Masalah Gizi Anak
Usia Dini
Makhluk hidup memerlukan makanan untuk
melangsungkan kehidupannya. Makanan itu terdiri atas bagian-bagian yang
berbentuk ikatan-ikatan kimia atau unsur-unsur anorganik yang disebut zat-zat
makanan atau zat gizi/nutrien.
Manusia mendapatkan zat makanannya dalam
bentuk bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan atau hewan. Satu macam
saja bahan makanan tidak dapat memenuhi semua keperluan tubuh akan berbagai zat
makanan, karena masing-masing bahan makanan mengandung zat makanan yang
berlainan macam maupun banyaknya. Unsur-unsur yang diperlukan tubuh manusia,
jumlahnya tidak kurang dari 40 macam. Semuanya
dapat dipenuhi oleh keenam golongan zat makanan atau nutrien yaitu
karbohidrat, lemak, protein, zat mineral, dan vitamin serta air. Ilmu terapan yang mempelajari hal
ihwal makanan, dikaitkan dengan kesehatan tubuh disebut ilmu gizi.
1.
Tingkat Kesehatan
Gizi
Tingkat konsumsi
ditentukan oleh kualitas serta kuantitas hidangan. Kualitas hidangan
menunjukkan adanya semua zat gizi yang diperlukan tubuh di dalam susunan
hidangan dan perbandingannya yang satu terhadap yang lain. Kuantitas
menunjukkan kuantum masing-masing terhadap zat gizi terhadap kebutuhan tubuh.
Ada beberapa penyakit yang berhubungan
dengan gizi.
Penyakit-penyakit ini dapat dibagi dalam
beberapa golongan:
a)
Penyakit gizi
lebih (obesitas)
b)
Penyakit gizi
kurang (malnutrition, undernutrition)
c)
Penyakit metabolik
bawaan (inborn erros of metabolism)
d)
Penyakit keracunan
makanan (food intoxication)
Di Indonesia saat ini
anak kelompok dibawah 5 tahun (balita) menunjukkan prevalensi paling tinggi
untuk penyakit kurang kalori, protein (KKP), dan defisiensi vitamin A serta
anemia defisiensi zat besi (Fe).
2.
Masalah Gizi
Masyarakat
Klasifikasi masalah gizi adalah masalah gizi yang
diakibatkan:
a)
Masalah gizi
karena kemiskinan indikatornya adalah taraf ekonomi keluarga dan ukuran yang
dipakai adalah garis kemiskinan.
b)
Masalah gizi
karena sosial-budaya indikatornya antara lain adalah stabilitas keluarga dengan
ukuran frekuensi nikah-cerai-rujuk, anak-anak yang dilahirkan dilingkungan
keluarga yang tidak stabil akan sangat rentan terhadap penyakit gizi-kurang.
c)
Masalah gizi
karena kurangnya pengetahuan dan keterampilan memasak, konsumsi anak, keragaman
bahan dan keragaman jenis makanan yang mempengaruhi kejiwaan misalnya kebosanan.
d)
Masalah gizi
karena bencana alam, seperti bencana alam insidental yaitu gempa bumi, gunung
api meletus dan lainnya maupun bencana alam yang kronis seperti banjir
genangan, serangan hama dan lainnya. Masalah kekurangan pangan dan berlanjut
menjadi kurang gizi, dewasa ini dialami oleh banyak negara di dunia.
E.
Ciri Anak
Kekurangan Gizi dan Upaya Peningkatannya
1.
Anak Sekolah
dengan Gizi Kurang:
a.
Kurang bergairah.
b.
Tertinggal dalam
belajar.
c.
Kurang gesit dalam
bergaul.
d.
Kurang tanggap
atas lingkungan .
e.
Rendah pula indeks
prestasinya.
f.
Bertubuh kurus
lemah.
2.
Upaya Peningkatan
Gizi dan Kesehatan Anak
WHO telah mencanangkan
konsep sekolah sehat atau Health Promoting School, melalui upaya promotif dan
preventif didukung oleh upaya kuratif dan rehabilitative yang berkualitas
adalah :
a)
Promotif dan
Pencegahan
b)
Pemberian nutrisi
yang baik dan benar (PMT, Sarapan dll).
c)
Perilaku hidup
sehat jasmani dan rohani.
d)
Deteksi dini dan
pencegahan penyakit menular.
e)
Deteksi dini
gangguan penyakit kronis pada anak sekolah.
f)
Deteksi dini gangguan
pertumbuhan anak usia sekolah.
g)
Deteksi dini
gangguan perilaku dan gangguan belajar.
h)
Imunisasi anak
sekolah.
i)
Kuratif dan
rehabilitasi.
j)
Penganan pertama
kegawat daruratan di sekolah.
k)
Pengananan pertama
kecelakaan di sekolah.
l)
Keterlibatan guru
dalam penanganan anak dengan gangguan perilaku dan gangguan belajar.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Gizi adalah elemen yang terdapat dalam
makanan dan dapat dimanfaatkan secara langsung oleh tubuh seperti halnya karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, mineral, dan air. Gizi yang seimbang dibutuhkan oleh tubuh, terlebih
pada balita yang masih dalam masa pertumbuhan.
Kelompok makanan terdiri dari kelompok
makanan pokok,lauk pauk,sayuran dan buah-buahan. Gizi memiliki beberapa fungsi
yang berperan dalam kesehatan tubuh makhluk hidup, yaitu,memelihara proses
tubuh dalam pertumbuhan/perkembangan serta mengganti jaringan tubuh yang rusak,
memperoleh energi guna melakukan kegiatan sehari-hari, mengatur metabolisme dan
mengatur berbagai keseimbangan air, mineral dan cairan tubuh yang lain,
berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit
.
DAFTAR PUSTAKA
Soegeng dan Anne.2009.Kesehatan dan
Gizi.Jakarta:Rineka Cipta.
Tejasari.2003.Nilai Gizi Pangan.yogyakarta:Graha Ilmu.
Irianto,djoko pekik.2002.panduan gizi lengkap keluarga
dan olahragawan.penerbit Andi
http://rudhieanto12.blogspot.com/2013/10/kebutuhan-gizi-anak-usia-dini.html